cialisdtk.com – Kalau kamu suka nonton bola dan mulai familiar sama nama Tijjani Reijnders, berarti kamu salah satu dari banyak orang yang penasaran dengan gelandang satu ini. Penampilannya makin mantap bareng AC Milan, tapi pernah nggak sih kamu mikir, dari mana sebenarnya pemain ini memulai semuanya?
Yuk kita ngobrol santai soal perjalanan awal Tijjani Reijnders. Biar nggak cuma tahu namanya di papan skor, tapi juga paham cerita serunya dari masa kecil sampai bisa pakai seragam merah-hitam kebanggaan San Siro.
Baca Juga : 10 Drakor Terpopuler Tahun 2025
Masa Kecil dan Keluarga Bola
Tumbuh di Lingkungan Pecinta Sepak Bola
Nama lengkapnya Tijjani Reijnders, lahir pada 29 Juli 1998 di Zwolle, Belanda. Kota kecil yang tenang tapi penuh semangat olahraga. Bisa dibilang, sepak bola memang sudah mengalir di darahnya sejak lahir.
Ayahnya, Martin Reynders, adalah mantan pesepak bola profesional juga. Jadi wajar banget kalau sejak kecil Tijjani Reijnders sudah akrab dengan bola. Bukan cuma buat main-main sore hari, tapi sudah jadi bagian dari gaya hidup keluarga. Sang ayah tahu persis bagaimana membentuk mental dan fisik anaknya untuk jadi pemain bola yang serius.
Tijjani kecil tumbuh dengan semangat kompetitif. Setiap kali ada pertandingan lokal, ia selalu minta nonton langsung bareng ayahnya. Dari situlah muncul mimpi: suatu hari ingin berdiri di tengah lapangan, bukan sebagai penonton, tapi sebagai pemain utama.
Dukungan Keluarga yang Kuat
Penting banget untuk disorot, Tijjani Reijnders punya support system yang solid. Orang tuanya bukan cuma mendukung secara moral, tapi juga aktif memantau perkembangan kariernya. Ibunya juga berperan besar, terutama dalam menjaga keseharian dan pendidikan Tijjani.
Kakaknya, Eliano Reijnders, juga seorang pesepak bola. Jadi bisa dibayangkan gimana suasana rumah mereka. Setiap hari penuh diskusi soal latihan, pertandingan, dan strategi. Semua ini bikin Tijjani Reijnders tumbuh dalam atmosfer kompetisi yang sehat.
Baca Juga : Fujianti Utami: Fakta dan Profil Singkat
Memulai dari Akademi
Awal di PEC Zwolle
Langkah pertama Tijjani Reijnders dimulai di akademi PEC Zwolle, klub lokal di kota kelahirannya. Di sinilah dia pertama kali mengenal struktur latihan yang lebih serius. Latihan fisik, taktik, mental, semuanya digembleng sejak usia dini.
Banyak pelatih di akademi yang melihat potensi besar dari sosok Tijjani muda. Dia punya kontrol bola yang apik, visi bermain yang tajam, dan ketenangan yang luar biasa di lini tengah. Walau tubuhnya belum terlalu besar waktu itu, tekniknya menonjol.
Bisa dibilang, PEC Zwolle adalah rumah pertama bagi Tijjani Reijnders untuk berkembang jadi pesepak bola profesional. Dia belajar banyak hal penting, termasuk kerja sama tim dan pentingnya disiplin dalam latihan.
Pindah ke AZ Alkmaar
Setelah beberapa tahun membela tim muda PEC Zwolle, datanglah tawaran dari AZ Alkmaar. Klub ini memang dikenal punya akademi yang sangat bagus dan sering melahirkan talenta berbakat di Belanda. Pindah ke AZ adalah langkah besar untuk Tijjani Reijnders. Di sini, dia benar-benar naik level.
Di AZ, dia nggak cuma belajar jadi pemain tengah yang bagus, tapi juga diperkenalkan dengan berbagai sistem permainan. Ada masa-masa sulit juga, karena persaingan ketat. Tapi justru itu yang membuatnya makin berkembang.
Pelatih di akademi AZ melihat Tijjani sebagai gelandang modern. Ia bisa bertahan, menyerang, dan bahkan mengatur tempo permainan. Ini membuatnya sering dipercaya untuk tampil di level usia yang lebih tinggi dibanding teman seangkatannya.
Baca Juga : Bintang AC Milan Berdarah Indonesia
Debut Profesional
Debut di Jong AZ
Sebelum tampil di tim utama, Tijjani Reijnders lebih dulu main di Jong AZ, yaitu tim cadangan atau tim muda AZ yang berlaga di Eerste Divisie, kasta kedua liga Belanda. Debutnya di Jong AZ terjadi sekitar tahun 2017, dan dari sinilah namanya mulai dilirik.
Di Jong AZ, Tijjani menunjukkan kematangan permainan yang luar biasa untuk usianya. Ia bukan tipe pemain yang suka show-off, tapi tahu kapan harus mengatur ritme dan kapan melakukan pressing.
Beberapa kali, Tijjani Reijnders juga mencetak gol-gol penting dari lini kedua. Performa ini bikin pelatih tim utama mulai melirik dan memberinya kesempatan tampil di Eredivisie.
Tampil di Eredivisie
Tahun 2018 jadi tahun yang spesial. Tijjani Reijnders akhirnya mencicipi debut di tim utama AZ Alkmaar di Eredivisie. Meskipun masih minim menit bermain, ini adalah langkah awal yang penting. Ia sering masuk sebagai pemain pengganti, belajar membaca permainan di level senior, dan beradaptasi dengan tekanan yang lebih besar.
Waktu itu, AZ punya banyak gelandang berkualitas. Tapi justru itu jadi momen belajar yang luar biasa buat Tijjani. Ia nggak menyerah, justru terus kerja keras dan menjaga performa setiap kali diberi kesempatan.
Baca Juga : Profil Lengkap Vonny Felicia Terbaru
Masa Peminjaman
Dipinjamkan ke RKC Waalwijk
Demi mendapat jam terbang lebih banyak, musim 2020 Tijjani Reijnders dipinjamkan ke RKC Waalwijk. Ini adalah momen penting dalam perjalanan kariernya. Di RKC, dia diberi kepercayaan untuk jadi starter dan bermain secara reguler.
Meski RKC bukan tim besar, pengalaman bermain setiap pekan sangat penting buat perkembangan mental dan teknisnya. Ia belajar menghadapi lawan yang lebih kuat, memahami taktik yang berbeda, dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan tim.
Di Waalwijk, Tijjani Reijnders bukan cuma sekadar gelandang. Ia kadang diplot sebagai gelandang serang, kadang sebagai holding midfielder. Fleksibilitas ini bikin dia makin lengkap sebagai pemain tengah.
Kembali ke AZ dan Mulai Bersinar
Performa Konsisten dan Kepercayaan Pelatih
Setelah kembali dari masa peminjaman, Tijjani Reijnders mulai menunjukkan performa yang stabil di AZ. Dia bukan lagi pemain cadangan. Justru jadi bagian penting dalam sistem permainan tim.
Musim 2022 jadi titik balik besar. Ia mencatatkan banyak penampilan sebagai starter dan jadi motor permainan AZ di lini tengah. Visi bermainnya makin matang, pergerakan tanpa bola makin pintar, dan passing-nya presisi.
Pelatih saat itu percaya penuh pada kemampuan Tijjani Reijnders. Bahkan di beberapa laga besar, ia diberi peran sebagai kapten lapangan kedua, menunjukkan betapa besarnya pengaruhnya di tim.
Menjadi Sorotan Klub-klub Besar
Penampilan konsisten bersama AZ membuat banyak klub Eropa mulai melirik Tijjani Reijnders. Ia sempat jadi bahan pembicaraan di bursa transfer. Beberapa klub Serie A, Bundesliga, dan bahkan Premier League dikabarkan tertarik.
Namun pada akhirnya, AC Milan yang berhasil mengamankan jasanya. Transfer ini membuat namanya makin dikenal secara internasional dan jadi bukti bahwa kerja kerasnya sejak akademi terbayar lunas.
Karakter Bermain dan Gaya di Lapangan
Gelandang Serba Bisa
Kalau ngomongin gaya bermain Tijjani Reijnders, satu kata yang cocok adalah “komplet”. Ia bisa bertahan, menyerang, dan transisi dengan baik. Gaya bermainnya mengingatkan kita pada gelandang-gelandang modern seperti Frenkie de Jong atau Toni Kroos.
Keunggulan utamanya ada pada cara dia membaca permainan. Ia bisa mengarahkan bola ke sisi lapangan yang tepat, tahu kapan harus memperlambat atau mempercepat tempo, dan selalu tampil tenang walau ditekan lawan.
Punya Etos Kerja Tinggi
Selain teknik dan taktik, Tijjani Reijnders juga dikenal punya etos kerja luar biasa. Ia bukan pemain yang mudah puas. Setiap latihan dijalani dengan sungguh-sungguh. Bahkan saat tim libur, dia tetap menjaga kondisi fisik dan mentalnya.
Hal ini pernah diceritakan oleh mantan pelatihnya di AZ. Katanya, Tijjani adalah tipe pemain yang selalu datang pertama dan pulang paling akhir dari sesi latihan